Sabtu, 08 September 2012

Manusia Bisa Membaca Pikiran

Banyak anggapan bahwa membaca pikiran adalah pekerjaan seorang psikolog,paranormal atau bahkan dukun. Namun percaya atau tidak,dalam kehidupan sehari-hari,anda semua adalah seorang pembaca pikiran. Sebab,tanpa kemampuan untuk mengetahui pikiran serta perasaan orang lain kita semua tak akan mampu menghadapi situasi soaial semudah apapun. Dengan membaca pikiran,kita dapat membuat perkiraan tentang tingkah laku seseorang lalu membuat kita dapat menentukan keputusan berikutnya.
Jika kita melakukan pembacaan ini dg buruk,dampaknya bisa serius, konflik bisa saja terjadi akibat kesalahpahaman. Contoh yg nyata kesulitan mengenali pikiran dan perasaan orana lain (mindblindness), dapat dilihat pada penyandang autisme,dimana ketidakmampuan tersebut menjadi suatu kondisi yg mengganggu. Kemampuan membaca pikiran ini yg oleh William Ickes (profesor psikologi di University of Texas) disebut sebagai emphatic accuracy.

Darimana Asalnya ?

Kemampuan (terbatas) kita untuk membaca pikiran menurut Ross Buck (profesor Communication Sciences di University of Connecticut) memiliki sejarah yg amat panjang. Dikatakannya bahwa, melalui jutaan tahun evolusi, sistem komunikasi manusia berkembang menjadi lebih rumit saat kehidupan juga menjadi lebih kompleks. Membaca pikiran lantas menjadi alat untuk menciptakan dan menjaga keteraturan sosial. Seperti : membantu mengetahui kapan harus menyetujui sebuah komitmen dg pasangan atau melerai perselisihan dg tetangga.
Kemampuan ini sendiri muncul sejak manusia dilahirkan. Bayi yg baru lahir lebih menyukai wajah seseorang di bandingkan stimulus lainnya,dan bayi berusia beberapa minggu sudah mampu menirukan ekspresi wajah. Dalam 2 bulan,bayi sudah dapat memahami dan berespon terhadap keadaan emosional dari pengasuhnya. Nancy Eisenberg (profesor psikologi dari Arizona State University dan ahli dalam ilmu perkembangan emosional) menuturkan bahwa bayi berusia 1 tahun mampu mengamati ekspresi orang dewasa dan menggunakannya untuk menentukan tingkah laku berikutnya.
Lanjutnya,bayi usia 2 tahun mampu menyimpulkan keinginan orang lain dari tatapan matanya,dan di usia 3 tahun,bayi dapat mengenali ekspresi wajah gembira,sedih atau marah. Saat menginjak usia 5 tahun, bayi sudah mempunyai kemampuan dasar untuk membaca pikiran orang lain,mereka telah memiliki "teori pikiran". Bayi tersebut mampu memahami bahwa orang lain memiliki pikiran,perasaan,dan kepercayaan yg berbeda dg yg mereke miliki.
Anak-anak tadi mengembangkan kemampuan membaca pikiran dg mengamati pembicaraan orang dewasa, dimana mereka membedakan kompleksitas aturan dan interaksi sosial. Selain itu,kegiatan bermain dg teman sebaya juga dapat melatih anak untuk membaca pikiran anak lainnya. Namun,tak semua anak bisa mengembangkan kemampuan ini. Anak-anak yg mengalami penelantaran dan kekerasan cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan kemampuan membaca pikiran ini. Sebagai contoh,anak yg dibesarkan dalam keluarga yg penuh dg kekerasan,mungkin akan jauh lebih peka terhadap ekspresi marah, walaupun sesungguhnya ekspresi marah tidak muncul.
Lanjut lagi,kemampuan membaca pikiran yg lebih maju biasa muncul pada masa remaja akhir. Hal ini terjadi karena kemampuan untuk menyimpan perspektif dari beberapa orang di saat yg sama (dan lalu menginteraksinya dg pengetahuan kita dg orang yg bersangkutan itu) seringkali membutuhkan kemampuan otak yg sudah jauh berkembang.

Bagaimana Membaca Pikiran ?

Membaca bahasa tubuh adalah komponen inti dari membaca pikiran. Lewat bahasa tubuh,kita bisa mengetahui emosi dasar seseorang. Peneliti menemukan bahwa ketika seseorang mengamati gerak tubuh orang lain,mereka dapat mengenali emosi sedih,marah,gembira,takut,dll. Bahkan ketika pengamatan hanya dilakukan dg pencahayaan yg minim.
Ekspresi wajah juga merupakan penanda bagi kita untuk dapat mengetahui apa yg dipikirkan oleh orang lain.  Namun sayangnya,banyak dari kita yg tidak mampu untuk mendeteksi ekspresi ini. Salah satu sumber yg kaya akan penanda ini adalah mata seseorang (otot-otot disekitar mata). Mata seseorang adalah sumber penanda yg paling kaya jika dibandingkan bagian lain yg ada di wajah. Contohnya : mata yg turun ketika sedih,terbuka lebar ketika takut,terlihat tidak fokus ketika kala sedang berkhayal,menatap tajam penuh kecemburuan,atau menatap sekitarnya ketika tidak sabar.
Kita dapat semakin tahu pikiran orang lain dari komponen-komponen dalam percakapan (kata-kata,gerak tubuh,dan nada suara). Namun,diantara ketiganya, Ickes menemukan bahwa isi pembicaraan menjadi komponen terpenting dalam membaca pikiran dg baik.

Menjadi Pembaca Pikiran Ulung :

Lalu,bagaimana kita bisa menjadi seorang pembaca pikiran yg lebih baik ? Tim dari Psychology Today telah merumuskan beberapa hal yg bisa membantu kita membaca pikiran.

-Kenalilah orang lain.
Kemampuan membaca pikiran kita meningkat,semakin kita mengenal lawan bicara kita, (kata William Ickes. "Jka kita berinteraksi dg seseorang selama kurang lebih sebulan,kita akan lebih mudah untuk mengenali apa yg ia pikirkan dan rasakan"). Hal tersebut dapat terjadi karena : kita mampu mengartikan kata-kata dan tindakan orang lain dg lebih tepat,setelah mengamatinya dalam berbagai situasi. Kedua,kita mengetahui apa yg terjadi dalam hidup mereka,dan mampu menggunakan pengetahuan itu untuk memahami mereka dalam konteks yg lebih luas.

-Minta Umpan Balik
Penelitian menunjukkan bahwa kita dapat meningkatkan kemampuan membaca dg cara menanyakan kebenaran dari tebakan kita. Misalnya : saya mendengar,sepertinya engkau sedang marah, benar atau tidak ?

-Perhatikan bagian atas dari wajah.
Emosi yg palsu,biasanya diungkapkan pada bagian bawah wajah seseorang. Sedangkan,menurut Calin Prodan (profesor neurologi di University of Oklahoma Health Sciences Center "emosi utama bisa dilihat dari sebagian ke atas wajah,biasanya di sekitar mata").

-Lebih ekspresif
Ekspresivitas emosi cenderung timbal balik. Ross Buck,(semakin kita ekspresif,semakin banyak pula kita akan mendapat informasi mengenai kondisi emosional dari orang lain disekitar kita.

-Santai
Menurut Lavinia Plonka,pengarang Walking Your Talk,seorang cenderung "mengamankan diri" dg lawan bicaranya melalui postur tubuh dan pola napas. Jika anda merasa tegang,teman bicara anda bisa saja secara tak sadar,menjadi tegang pula lalu terhambat,dan akhirnya menjadi sulit untuk dibaca. Ambillah napas panjang,dan senyumlah,dan coba untuk menampilkan keterbukaan dan penerimaan kepada siapapun yg bersama anda.

Tujuan Kritis

Perlu kita ingat,bahwa ekspresi emosi bisa berbeda di berbagai budaya. Ekspresi sedih di satu budaya,bisa jadi diinterpretasikan sebagai emosi lain di budaya lain. Jika ingin membaca seseorang,kita perlu memperhatikan pula unsur budaya yg berlaku di tempat tinggal orang itu,jangan sampai salah menebak,atau bahkan memicu terjadinya kesalahpahaman.
Kita juga tak bisa mengesampingkan fenomena membaca pikiran ini sebagai sebuah fenomena yg biasa diasosiasikan dg kemampuan supranatural,sebab percaya tidak percaya,memang ada orang-orang yg memiliki kemampuan untuk membaca pikiran yg sulit dijelaskan ilmu pengetahuan. Setidaknya penulis telah menemukan beberapa orang dg kemampuan membaca pikiran,yg bahkan mampu melihat masa depan dan berbagai macam hal yg sulit diterima nalar.

(Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.) :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar