Rabu, 05 Desember 2012


Mungkin yang terakhir kalinya

IMG_1074.JPGNamaku Fifi, aku pernah menyayangi seorang yang aku anggap seperti kakak ku sendiri bahkan selayaknya seperti ibu ku. Namanya Wasil, aku sering memanggilnya dengan sebutan “Mamah Wasil”. Dulu dia selalu ada buat aku. Dulu kita dipertemukan karena ada tuntutan tugas PPL. Hingga akhirnya aku dan dia dipisahkan dengan tagihan tugas KKN. Sekarang kita beda kota. Sekolah ku yang sampai sekarang paling banyak menyimpan kenangan antara aku dan dia.

IMG_0891.JPGKu lihat di sekeliling sekolah, yang biasanya kita selalu bersama dalam canda tawa, suka duka. Sekarang sepi, tiada henti kini kesedihan yang ku alami setelah kepergianmu. Kamu pergi untuk melanjutkan tugasmu di kota yang berbeda dengan ku. Tugas mu selesai di sekolah ku selama kurang lebih 3 bulan lamanya. Tapi… kini aku hanya bisa merasakan saat-saat bersamamu secara singkat. Sangat singat, hingga kenangan indah yang sempat kita ukir selama ini berubah menjadi kenangan yang usang.
Kini tak seperti biasanya, aku jalani kehidupan di sekolah tanpa kamu. Kita hanya bisa saling sapa kabar lewat sms. Mendo’akan mu adalah cara ku memeluk mu dari jauh. Entah, rasa apa yang kau alami disana. Apakah sama seperti yang aku rasakan disini atau justru berbeda? Rindu, sangat rindu akan kehadiran mu disisiku lagi. Ya Allah, pertemukanlah aku dengan dia disisa hidup ku. Entah kapan harapan ku itu akan terwujud. Ataukah kita akan dipertemukan dalam kematian. Lillahi ta’ala… J
images (52).jpgSebulan setengah aku hidup tanpa mu, sudah terbiasa memendam rasa rindu ini. Menahan perih, sakitnya goresan luka di hati yang terguyur air mata disaat ku mengingat semua kenangan indah kita. Aku terlalu bodoh, Masih saja selalu mengenang mu meski itu menyakitkan. Bila aku masih bisa memutar waktu, lebih baik aku memilih untuk tidak mengenalmu sekali daripada mengenangmu berkali-kali. Yang dulunya indah sekarang berubah menjadi luka. Semua harapan-harapan ku seolah pupus, aku lelah mengharapkan mu. Hati ku tertatih menantimu untuk kembali.
IMG00220-20121009-1310.jpgHidup ku tak terarah. Semua kebahagiaan ku kembali padamu. Seolah-olah hidup ku ini bergantung padamu. Kamu udah aku anggap seperti ibu ku. Karena apa? Karena hidup mu hidup ku. Aku ingin menyusul mu di kota itu. Tunggu aku…                      .
IMG00309-20120916-1228.jpgApa yang akan terjadi ?
Aku punya sahabat, namanya Mbak Astrina. Dia udah aku anggap sebagai kakak ku sendiri. Dialah yang selalu mendengarkan keluh kesahku. Dia juga yang tau bagaimana aku. Dia yang membuatku tenang semenjak di tinggal oleh Mamah Wasil. Mengobati luka, rindu dan kesedihan ku. Sekarang aku punya Mbak Astrina yang selalu menyisakan waktunya buat aku. Entah buat main ataupun curhat. Sekarang pula tinggal menghitung hari, hari dimana Mbak Astrina telah selesai sekolah SMA dan akan melanjutkan ke Universitas luar kota. Semua orang yang aku sayangi berangsur-angsur meninggalkan aku. Jujur, aku benar-benar gak sanggup apabila  harus kehilangan Mbak Astrina. Aku sangat menyayanginya. L
Mbak Astrina pula yang tau kalau aku mau pindah sekolah dikarenakan aku ingin belajar ikhlas dan sabar dalam menghadapi hidup ini di sebuah pesantren.
Hingga aku pergi, mencari kehidupan lain entah kemana langkah ku akan terhenti. Dan mungkin tak akan pernah kembali.
Pernah di suatu hari aku mendatangi salah satu Rumah Sakit di Kota Kendal untuk mendonorkan salah satu ginjal dari anggota tubuh ku ini. Karena aku ingin mereka yang membutuhkan ginjal ini benar-banar bisa merasakan hidup yang sejati.
Test kecocokan ginjal pun berlangsung di kota ini tanpa sepengetahuan orang tua ku, sahabat ku Mbak Astrina, bahkan Mamah Wasil pun juga gak ada yang tau. Mungkin mereka sudah mengetahui rencana ku ini dari awal, akan tetapi mereka gak ada yang tau kapan aku akan melaksanakan hal ini.
Seminggu setelah test kecocokan ginjal itu akhirnya keluar hasil bahwa aku dengan seseorang yang membutuhkan donor ginjal itu sama cocoknya. Itu artinya transplantasi ginjal pun bisa segera dilaksanakan.
Sebelum operasi ini berlangsung saya menelepon Mbak Astrina dulu, saya bilang “Mbak, mungkin ini yang terakhir kalinya. Maafin aku ya kalau aku banyak salah”. Ujar ku.
“Fi? Maksud kamu apa?” jawab Mbak Astrina.
“Aku akan menjalani transplantasi ginjal sebentar lagi di Rumah Sakit Kendal seperti apa yang pernah aku angan-angan kan dulu mbak..” jawab ku sedikit menjelaskan. Akhirnya telepon segera aku matikan, karena akan segera di lakukannya transplantasi ginjal tersebut.
Tiga jam lamanya operasi transplantasi ginjal ini berlangsung. Tubuh ku ini ternyata tidak bisa melakukan aktivitas hanya dengan satu ginjal. Akhirnya aku sempat koma beberapa hari di Rumah Sakit itu.
Seperti terdengar suara banyak orang di ruangan kamar rawat ku saat ini. Entah siapa saja yang sedang berada di sini, aku ngga tau.
Beberapa saat kemudian aku sadar dan terbangun dari koma. Terlihat dengan remang-remang banyak orang di kamar rawat ku. Ada keluarga, sahabat, teman, dan Mamah Wasil beserta kawan-kawannya. Semuanya nungguin aku bangun. Aku mulai mengatakan sesuatu. Segeralah semuanya mengelilingi tempat tidur ku. Ku pegang tangan Mamah Wasil dan Mas Dian lalu aku bilang “Mm-ah, ce-pet ni-kah ya sa-ma Mas Dian”. Mamah Wasil dan Mas Dian hanya tersenyum mendengarkan yang aku ucapkan tadi.
Ingin rasanya aku memeluk kedua orang tua ku sebelum aku menghembuskan nafas terakhir. Tapi apa daya, tubuh ku seolah-olah penuh dengan luka. Sakit dan kaku untuk di gerakkan. L
Aku cuma meninggalkan pesan “maaf dan terima kasih” buat semuanya yang ada di kamar rawat ku saat itu. Aku sayang sama kalian semua. Akhirnya akupun menghembuskan nafas terakhir dalam keadaan berkumpul dengan semua orang-orang yang aku sayangi.

Kuatkan aku Ya Allah, aku hanya ingin melihat mereka semua BAHAGIA meski TANPA AKU.

apik2.jpg

Karya : Afifiyatul Anis